Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesalahan Sosial Tentang Pendidikan Anak Usia Dini yang Wajib Anda Ketahui

Kesalahan Sosial Tentang Pendidikan Anak Usia Dini _Pendidikan usia dini sangatlah penting dilakukan sejak awal. Karena pendidikan usia dini, akan menjadi pondasi dan modal awal dalam pembentukan karakter, tingkah laku, dan moral di masa depan. Namun, pada praktiknya masih seringkali terjadi kesalahan dalam menerapkan pendidikan usia dini ini, sehingga bisa berdampak pada kepribadian anak saat tumbuh kembangnya kelak.
Jika pendidikan dilaksanakan dengan salah, pastinya pendidikan bukannya membuat anak menjadi lebih baik, namun justru membuat pengaruh negatif dalam dirinya. Nah, sebagai orangtua yang bijak hendaknya Anda tahu apa saja kesalahan sosial yang seringkali terjadi saat menerapkan pendidikan usia dini ini, agar jangan sampai anak Anda mendapat perlakuan yang sama.

Berbagai Kesalahan Sosial Saat Menerapkan Pendidikan Usia Dini pada Anak
1. Menitipkan anak kepada orang lain sejak dini
Kenyataan yang terjadi banyak anak yang dititipkan kepada orang lain atau kepada baby sister oleh orang tuanya. Kesibukan bekerja membuat para orang tua memilih mempercayakan orang lain untuk merawat anaknya. Padahal hal tersebut bukanlah solusi yang baik.

Merasa sangat prihatin, ketika melihat anak yang tidak diasuh orang tuanya sendiri sejak kecil. Padahal anak usia dini justru membutuhkan kedekatan dengan orangtua kandungnya, dalam rangka pembentukan karakter dan kepribadian yang positif. Anak yang sedari kecil dirawat secara intens oleh orangtuanya sendiri akan memiliki karakter positif yang lebih kuat daripada mereka yang dititipkan.

Anak-anak yang dititipkan cenderung membangkang orang tuanya atau bahkan lebih parahnya lagi terlibat dalam pergaulan bebas. Oleh sebab itu, pendidikan usia dini sangat diperlukan peran serta dari orang tua.

2. Sering membentak anak sejak dini
Kesalahan sosial tentang pendidikan usia dini berikutnya ialah kebiasaan membentak anak. Seringkali kita lihat beberapa orang tua yang memarahi anaknya, membentakknya ketika mereka melakukan kesalahan.

Cara tersebut sebenarnya tidak dianjurkan, terlebih lagi untuk anak kecil. Apabila anak melakukan kesalahan, nasihatilah dengan ucapan yang positif, tanpa harus membentak atau menggunakan kekerasan fisik dan ucapan.

Menasihati anak dengan kata-kata positif dan penuh kasih sayang, justru akan memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir bahwa ia telah melakukan kesalahan.

Berbeda jika orang tua memarahi anak dengan kekerasan, justru akan membuat gangguan mentalnya karena merasa takut, atau bahkan membuat anak semakin membangkang.

3. Memberikan panggilan/julukan buruk kepada anak
Pastinya Anda setuju kan jika nama yang diberikan kepada sang anak adalah doa atau harapan dari orangtuanya. Maka dari itu, semua orang tua pasti akan memberikan nama yang baik untuk anaknya, sebagai harapan agar anaknya mendapatkan kebaikan.

Namun, tidak jarang orang tua yang memanggil anaknya dengan sebutan-sebutan negatif, entah karena sedang kesal atau alasan lain. Dan apapun itu alasannya, memanggil anak dengan sebutan yang negatif merupakan contoh kesalahan sosial dalam pendidikan usia dini yang bisa berdampak fatal.

Sebagai contoh seorang anak yang kurang cekatan, dipanggil “lemot”. Kemudian, anak yang tidak mendengar ketika dipanggil, lalu orang tua memanggilnya “tuli”.

Panggilan yang negatif, akan berpengaruh juga terhadap perkembangan pikirannya. Oleh sebab itu, apapun kodisinya tetap gunakan panggilan-panggilan sesuai namanya atau dengan nama panggilan yang positif.

4. Memberikan perlakuan yang tidak adil
Ketika sebuah keluarga memiliki anak lebih dari satu, maka tetaplah adil dalam memperlakukan dan memberikan kasih sayang kepada anak. Kesalahan pendidikan usia dini yang kerapkali terjadi adalah orang tua yang lebih sayang dan perhatian kepada salah satu anaknya, sementara anak yang lain kurang diperhatikan.

5. Memberikan doa yang tidak baik
Doa yang tidak baik ini kerapkali diucapkan sebagian orang tua ketika anaknya berbuat salah atau membangkang orang tua. Mereka sering menyumpahi dengan harapan yang tidak baik kepada anaknya, jika orang tua merasa sakit hati atas perlakuan anaknya.

Senakal apapun anak, jangan pernah mendoakan yang buruk, namun tetap doakan yang baik-baik, semoga anak menyesali perbuatan buruknya dan kembali melakukan perbuatan positif.

6. Terlalu banyak larangan
Banyak kita lihat, beberapa orang tua kerap kali melarang anaknya ketika mereka sedang melakukan sesuatu. Sebagai contoh, ketika anak sedang bermain, kemudian orang tua melarangnya “jangan bermain”.

Ketika anak sedang lari-larian, orang tua berkata “jangan berlari”, dan lain sebagainya.
Semakin banyak larangan yang ditetapkan orang tua, akan memberikan dampak yang buruk pada perkembangan otaknya, khususnya otak kanan.

Ketika anak dilarang untuk melakukan sesuatu sebagai bentuk mengekspresikan diri, maka perkembangan otak kanan yang memicu kreativitas juga akan terganggu.

Itulah salah satu hal yang menyebabkan beberapa anak menjadi malu untuk mengekspresikan diri saat dewasa, karena ketika kecil orang tua melakukan kesalahan dalam pendidikan usia dini dengan menetapkan banyak larangan.

Baca juga Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini

Nah, beberapa kesalahan tentang pendidikan usia dini yang diulas di atas sangat berdampak pada perkembangan sosial dan emosional anak. Untuk itu sebagai orang tua, hendaknya jangan melakukan hal-hal di atas, apapun kondisinya.