Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fusi Strategi Pembelajaran dan Praktik Inovasi Terbaru

 Fusi Strategi Pembelajaran dan Praktik Inovasi Terbaru 

Elemen pertama dari kerangka kerja Pembelajaran Mendalam adalah praktik pedagogis.  Praktik pedagogis fokus pada pertanyaan penting: “Strategi apa yang paling baik untuk  mendukung peserta didik mencapai tujuan dan kriteria keberhasilan Pembelajaran  Mendalam?” Jika guru ingin mendorong terwujudnya pembelajaran kolaboratif plus mendalam dan melampaui batas-batas kelas, maka mereka harus melakukan penyesuaian dalam praktik pembelajaran mereka sendiri. 

Pasti banyak guru yang mengungkapkan kekhawatiran dengan mengungkapkan pertanyaan, “Apakah ini berarti bahwa metode saya sebelumnya salah?”. Sebagai kepala sekolah, Bapak/Ibu dapat menjawab “tidak sama sekali”. Proses ini bukan tentang mengabaikan praktik yang ada, melainkan meningkatkan metode pengajaran efektif yang selama ini sudah dilakukan dengan perspektif yang lebih dalam yang penting untuk Pembelajaran Mendalam.  

Guru yang mengadopsi pendekatan Pembelajaran Mendalam mengutamakan penciptaan pengalaman belajar yang kaya dan unit pembelajaran yang komprehensif. Mereka menyediakan waktu bagi peserta didik untuk mengembangkan kompetensi penting dan sering kali menerapkan strategi pengajaran seperti pembelajaran berbasis inkuiri, pemecahan masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan pendekatan multidisipliner. Strategi-strategi ini biasanya mengharuskan guru bertindak sebagai aktivator sambil memberdayakan peserta didik untuk memiliki pilihan dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. 

Guru bisa jadi akan merasa bingung saat mulai merencanakan Pembelajaran Mendalam. Langkah paling tepat adalah memulai dengan pengetahuan yang mereka miliki dan mengidentifikasi praktik baru yang ingin mereka eksplorasi. 

Fusi Strategi Pembelajaran dan Praktik Inovasi Terbaru
Gambar di atas menegaskan bahwa praktik pedagogis yang dimaksud disini adalah  menggabungkan antara model, desain, strategi, atau asesmen yang sudah ada (lihat  gambar bagian kiri) dengan pendekatan inovatif yang menggabungkan strategi yang efektif  (lihat gambar bagian kanan). Contoh, guru yang menerapkan problem-based learning (PBL)  tidak serta merta dianggap sudah menerapkan pembelajaran mendalam, karena belum  mengintegrasikan praktik pembelajaran inovatif seperti pemanfaatan e-portfolio, digital  storytelling, maupun self-assessment.  

Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin Pembelajaran Mendalam harus memastikan  bahwa guru mengetahui cara menyusun pengalaman belajar dan tantangan,  menyesuaikannya dengan kebutuhan dan minat peserta didik yang beragam. Guru  memerlukan beragam strategi untuk memenuhi berbagai kebutuhan peserta didik dan  pemahaman yang mendalam tentang model yang efektif. Selain itu, guru juga harus  mengembangkan keahlian dalam pemilihan metode inovatif dan penggunaan alat digital 
untuk pembelajaran dan penilaian.