Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Efektif Mendidik Anak Hiperaktif

Cara Efektif Mendidik Anak yang Hiperaktif_Sebagaimana yang kita tahu, anak hiperaktif adalah anak yang memiliki tingkat aktivitas tinggi dan cenderung tidak mau diam. Anak hiperaktif biasanya memiliki ciri ingin terus bermain, berlarian, sulit tidur, dan susah diatur. Dan biasanya, mengasuh anak hiperaktif sangatlah tidak mudah, dibutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi dan cara yang tepat dalam mendidiknya.

Nah, terkait hal tersebut, kali ini kami akan membagikan ulasan tentang  cara efektif mengatasi anak hiperaktif. Nah, berikut uraian selengkapnya.

Penyebab Anak Hiperaktif 

Anak hiperaktif cenderung sulit berkonsetrasi karena selalu menunjukkan dan mengeluarkan tenaga untuk aktivitas yang tinggi. Belum diketahui pasti apa penyebab dari anak hiperaktif ini, namun ada beberapa faktor pemicu yang bisa mendorong terjadinya hal ini :

Faktor Keturunan
Biasanya sebagian besar anak dengan masalah hiperaktif juga memiliki satu keturunan anggota dengan masalah yang sama saat masih kecil.

Ibu Mengalami Gangguan Kesehatan 
Penyebab lainnya adalah gangguan kesehatan yang dialami oleh ibu seperti menderita penyakit asma, eksim, atau migraine

Gangguan Saat Hamil 
Saat hamil Ibu mengalami gangguan atau adanya kerusakan seperti alergi, stress, dan komplikasi pada saat proses melahirkan

Cara Efektif Mendidik Anak Hiperaktif
Cara Efektif Mendidik Anak Hiperaktif
Anak hiperaktif bisa diatasi dengan pola didik dan cara yang benar, selain itu kesabaran, dan keuletan orang tua sangat berperan penting dalam proses mendidik dan melatih anak yang hiperaktif. Nah, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan :

1. Mengatur Asupan Makanan 
Tanda-tanda anak hiperaktif juga tampak pada anak autis dimana asupan makanan juga harus dijaga dan diatur seperti makanan yang mengandung gluten dan kasein seperti tepung terigu dan susu sapi.

Makanan tersebut jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan anak sulit diatur, mudah marah, mengamuk berlebihan. Selain itu hindari juga asupan glukosa yang berlebihan karena juga memiliki dampak buruk untuk anak hiperaktif.

Hindari pula makanan ringan dengan kadar gula dan garam yang tinggi, makanan instan dan junk food. Hindari pula penggunaan penyedap dan pemanis buatan pada makanan, dan karbohidrat tinggi.

Lalu perbanyaklah asupan kalsium dan magnesium seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan asupan anak  karena tingkat aktivitas yang tinggi.

2. Memberikan Pemahaman Tentang Kondisi Anak Pada Lingkungan 
Anak hiperaktif tentu memiliki potensi mengganggu dan membuat tidak nyaman orang di lingkungan sekitarnya. Untuk itu orang tua perlu memberitahu kondisi tersebut kepada orang lain dan cara menghadapinya.

Hal ini akan membuat anda lebih mudah dalam mengatasi situasi saat anak anda melakukan hal-hal diluar sepengetahuan anda, selain itu orang lain juga akan lebih nyaman dan tahu cara berinteraksi yang baik dengan anak anda.

3. Melatih Anak Agar Mau Mendengarkan 
Melatih anak agar mau mendengarkan bisa dengan melatihnya untuk bersosialisasi. Bawalah anak anda dalam lingkungan sosial yang mau menerimanya ajarkan cara berinteraksi dan memperhatikan orang lain, lalu ajaklah untuk berkomunikasi dan libatkan anak dalam kelmpok bermain agar kesadarannya terhadap orang lain bisa tumbuh.
 
4. Curahkan Seluruh Kasih Sayang Anda 
Anak hiperaktif sangat membutuhkan kasih sayang lebih dari orang tua hal ini untuk menumbuhkan rasa percayanya pada orang tua, rasa nyaman, dan aman. Jika kepercayaan anak sudah mampu anda dapat, maka anak akan lebih mudah dan mau mendengarkan anda.

5. Membuat Jadwal Harian Untuk Anak 
Hal ini sangat efektif dalam melatih anak melakukan aktivitas yang terencana, dan efektif serta membuat anak lebih teratur dalam menggunakan tenaganya. Pemberian jadwal juga harus anda lakukan bersama dengan anak, artinya anda tidak memberikan perintah saja, namun anda juga ikut malakukan aktivitas tersebut bersama anak.

Jadwal tersebut bisa anda kemas sesuai kreativitas anda. Jika memungkinkan, anda bisa membuat jadwa harian seperti jadwal bermain dengan menempelkannya di pintu kamar untuk aktivitas tidur siang, lalu menempelkan jadwal makan siang di meja makan. Buatlah semenarik dan membuat anak senang.

6. Memberi Metode Belajar yang Tepat 
Memberi metode belajar pada anak bisa anda lakukan dengan memahami kemampuan anak anda. Mulai dari ruang belajar, apakah anak anda lebih nyaman beraktivitas di dalam atau diluar ruangan.

Kemudian pahami kemampuan anak dalam menerima informasi apakah anak lebih suka mendengarkan informasi lewat tulisan/teks, mendengar, atau melihat. Misalnya anak lebih suka mendengarkan, maka lakukan cara belajar dengan mendongeng, jika anak lebih suka menulis maka ajarkan cara belajar dengan menggambar atau mewarnai.

7. Gunakan Cara Komunikasi yang Sederhana 
Saat berkomunikasi dengan anak, gunakan bahasa yang sederhana atau mudah dipahami dan lebih pelan. Hal ini untuk memudahkan anak dalam memahami dan menerima informasi karena anak hiperaktif khususnya pada autisme akan sulit menerima informasi dalam bentuk kalimat yang panjang. Karena justru membuat anak kebingungan dan frustasi sehingga bisa membahayakan. 

8. Mengenali dan Menggali Bakat Anak 
Anak hiperaktif khususnya autisme cenderung memiliki pertumbuhan kognitif yang lambat dibandingkan anak yang normal, seperti lambat dalam menerima dan memproses informasi. Namun hal tersebut bukan berarti anak menjadi bodoh dan tidak memiliki bakat.

Anak hiperaktif khususnya autis memiliki kelebihan tertentu yang harus digali dan dikembangkan, bahkan jika telah mengetahui bakat dan kemampuannya akan menghasilkan hal yang luar biasa karena anak hiperaktif cenderung kreatif dan memiliki energi besar tanpa lelah sehingga membuat mereka lebih mampu menekuni hal tersebut secara maksimal.

Untuk itu sangat penting bagi orang tua untuk mengenali dengan baik bakat anak sehingga tahu cara mengarahkan dan mendidik anak dengan baik.

9. Hindari Sikap Memarahi dan Menghukum Anak 
Anak hiperaktif khususnya anak autis memiliki mental yang berbeda dengan kondisi anak normal karena tidak memiliki kendala dalam hal komunikasi. Anak hiperaktif atau autis cenderung sensitif jika mendengar nada tinggi atau hukuman yang bisa membuat merekaa sakit hati.

Saat hati mereka merasa tersakiti akan memicu rasa takut dan menghambat kemampuan mereka untuk berkembang. Kondisi seperti ini sulit untuk diperbaiki oleh karena itu kesabaran dan ketabahan orang tua sangat dibutuhkan.

Nah, demikainlah beberapa cara efektif dalam mendidik anak hiperaktif. Semoga bermanfaat